Jakarta, 25 Ogos 2023,
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedang menggeliat diharapkan memberi angin segar bagi para pelaku usaha waralaba untuk mengembangkan bisnisnya. Tahun politik digadang-gadang tak mengganggu dinamika industri ini.
Menurut Direktur Bina Usaha Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Septo Soepriyanto, kondisi perekonomian Indonesia tengah tumbuh positif. Jelang hajatan politik 2024, sektor waralaba atau franchise tak akan terpengaruh.
“Indonesia sedang bergeliat. Ada tahun politik atau tidak, saya rasa ini (pelaku) usaha jangan memikirkan itu, tetap fokus dengan usahanya. Kami dari pemerintah terus mendorong aktivitas pertumbuhan keberlanjutan waralaba,” ujar Septo di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (25/8/2023).
Ia hadir untuk membuka Waralaba Internasional, Lisensi, dan Pameran serta Konferensi Konsep Bisnis (IFRA) 2023. Dalam acara itu, sejumlah tokoh lain turut datang, yakni Sekretaris Umum Kementerian Perdagangan Domestik dan Biaya Hidup (KPDN) Malaysia Datuk Azman bin Mohd Yusof; Ketua Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar; serta Presiden Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung.
Perekonomian Indonesia tumbuh 5,17 persen pada triwulan II-2023. Guna menjaga konsistensi tersebut, peran dan dukungan bagi kewirausahaan harus diperhatikan, sesuai amanat Presiden Joko Widodo. Para wirausahawan perlu diberi peluang seluas-luasnya untuk mengembangkan usaha.
“Kemendag berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan kewirausahaan nasional untuk mengejar target pertumbuhan rasio kewirausahaan pada tahun 2024 agar mencapai 4 persen,” kata Septo.
Menurut laporan tahunan kegiatan usaha waralaba Kemendag pada 2021, setidaknya ada 5.599 gerai beroperasi dengan sistem waralaba yang mengantongi omset Rp 20,8 triliun. Bidang usaha itu menyerap tenaga kerja hingga 53.670 orang. Angka jenama lokal naik 40 persen dari 2020 sampai 2022.
Septo meyakini, tren pertumbuhan bisnis waralaba akan terus meningkat. Ada 135 pemberi waralaba, masing-masing dari kelompok dalam dan luar negeri yang mempunyai Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) hingga akhir Juli 2023. Jumlah ini naik 5 persen dibanding tahun sebelumnya.
Baca juga: Ketua Asosiasi Franchise Indonesia: Tidak Ada Bisnis ”Autopilot”
Sementara itu, Anang menilai, pasar domestik Indonesia didominasi usaha-usaha waralaba asing, ketimbang lokal. Padahal, banyak potensi negara ini yang dapat dikembangkan, terutama dari sektor makanan dan minuman (food and beverages).
“Misal, makanan Indonesia dijadikan fast food (makanan cepat saji), tidak ada yang melakukan itu,” katanya.
Dalam siaran pers IFRA, helatan kerja sama antara Dyandra Promosindo dan AFI ini berlangsung pada Jumat (25/8/2023) hingga Minggu (27/8/2023) di ICE BSD. Selain luring, pameran ini dapat dikunjungi secara daring pada 25 Agustus-25 September 2023. Penyelenggaraan IFRA ditargetkan mampu menarik lebih dari 55.000 pengunjung dengan 70 program bisnis. Ada lebih dari 35 jenis bisnis yang mewakili sekitar 275 perusahaan serta 400 jenama. Transaksi yang ditargetkan mencapai Rp 1,65 triliun.
Terbuka kerja sama
Asosiasi Franchise Malaysia atau Persatuan Francais Malaysia (MFA) ikut berpartisipasi. Pihaknya membawa 12 jenama untuk melihat peluang perdagangan di Indonesia.
“Kami akan mengembangkan bisnis Malaysia, bukan hanya di Jakarta, tapi di daerah lain. Target dari kementerian (KPDN), kurang lebih (mencetak) 50 juta ringgit Malaysia untuk potensial transaksi selama tiga hari ini,” ujar Chief Executive MFA Zuraida Jomri.
Serupa dengan Indonesia, sektor waralaba terbesar adalah makanan dan minuman, serta pendidikan. MFA berharap ada kerja sama berkelanjutan antara Malaysia dan Indonesia untuk mengembangkan bisnis waralaba bersama-sama.
Baca juga: Perdagangan Internal ASEAN Diperkuat
“Pada dasarnya, kami juga menanti kerja sama nanti jika ada Nusantara (Ibu Kota baru) ya. Kalau ada peluang untuk buka ke sana juga. Kami dapat info untuk buka tempat baru, kami looking forward,” kata Zuraida.
Saat ini, waralaba Malaysia tengah menggarap pasar Jawa. Namun, bisnisnya mulai diperluas hingga ke Sumatera. Terbaru, waralaba pendidikan telah dibangun di Sumatera Barat.
Pada tahun ini, KPDN menggalakkan program untuk membawa beragam jenama ke kancah internasional. Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang jadi target pasarnya. Malaysia tengah mencari peluang waralaba ke sejumlah negara lain, antara lain Melbourne, Australia serta Bangkok, Thailand. Kerajaan Malaysia ikut andil untuk memperluas waralaba Malaysia.
Sumber: KOMPAS
Artikel Penuh: https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/08/25/tak-terpengaruh-tahun-politik-sektor-waralaba-terus-dipacu?fbclid=IwAR0n4njfZ3Kx7rFcr5LodiLk0vqCdFOHE1X04vCK0H0eM4htMwTKhWmivUw_aem_AezT2a_hkQcbRaQ2eDyBhRB3h6MtTrh8Eyd2HozvexNW25anWGdZzPFhYVBfWerTUCs&mibextid=Zxz2cZ